tag:blogger.com,1999:blog-29517417115473946862024-02-18T19:39:30.070-08:00Jejak-Jejak HatiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-1890054201852476772013-04-10T04:45:00.000-07:002013-04-10T05:04:20.072-07:00Hadiah Cinta Dalam SebulanAlhamdulillah segala kesyukuran hamba tujukan pada-Nya, kemudian ungkapan terimakasih yang tak terhingga dari hatiku yang sedang bersemi atas hadiah cinta yang saya peroleh dalam sebulan ini kepada yang tersayang. Siapa hayo? Siapa lagi kalau bukan kekasih hatiku di dunia ini dan semoga sampai di Jannah-Nya, Suamiku tercinta fillah.<br />
<br />
Rentetan nikmat, begitu saya membisikkannya dalam hatiku disertai hamdalah atas kebaikan-kebaikan yang saya terima dalam hidupku.<br />
<br />
Sebagaimana firman Allah, jika kita hendak menghitung nikmat-Nya pasti kita tak akan sanggup membilangnya. Nikmat dalam diri kita saja begitu banyaknya, bayangkan jika setiap tarikan nafas yang kita peroleh ini harus dibeli? Tapi kita mendapatkannya dengan bebas dan gratis. Ditambah lagi nikmat-nikmat seperti ini, maka kesyukuran kadang menjadikan hamba merasa sebagai wanita paling bahagia di dunia ini.<br />
<br />
Masuk pertengahan bulan maret kemarin. Suami sebelum berangkat umroh dengan sikap yang biasa menyampaikan kepadaku sebuah hadiah yang tengah dipersiapkannya untukku.<br />
<br />
Apakah gerangan rupa hadiah itu?<br />
Jawabannya membuat saya tersentak. Lho?<br />
Terang saja rupanya hadiah itu sebuah motor metic Yamaha Mio. Dan saat itu saya sama sekali belum bisa naik motor. Eh ralat, maksud saya belum bisa mengendarai motor, kalau naik aja khan mudah sekali ya?<br />
<br />
Tapi kak (begitu sapaan sayang saya pada suami)? Sebelum saya berdalih ungkapan selanjutnya membuat saya tersenyum dan tersipu malu, duh kutersanjung. Sambil berharap dengan mengaminkan akhir kalimatnya.<br />
<br />
"Hari ini kakak hadiahkan ade motor dulu, insyaAllah besok kakak akan hadiahkan ade mobil"<br />
<br />
"Kak tapi saya khan belum bisa naik motor"<br />
"Gampang sayang, nanti pulang umroh insyaAllah kakak ajarin". Dan sebelum tidur malam di hari itu ia mengajariku cara mengenderai motor. Yah teorinya.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRNkbUPv8J5Vcf-RYGtNXa44Dq0IhVOgA_lsReOEn37nyvFWYrvX94IirrRJlzf6gY5izYTrN67r11-7fjcl0nwsFgeMfLm0AgBiNCpCfjXwWLAeZ5xusSRUhKdbKxmxC54E5AEBhHUV8/s1600/Motorku+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRNkbUPv8J5Vcf-RYGtNXa44Dq0IhVOgA_lsReOEn37nyvFWYrvX94IirrRJlzf6gY5izYTrN67r11-7fjcl0nwsFgeMfLm0AgBiNCpCfjXwWLAeZ5xusSRUhKdbKxmxC54E5AEBhHUV8/s400/Motorku+1.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Belum genap sebulan ketika ia datang lagi bersama kejutan baru yang membuatku malu. Malu karena kebaikan-kebaikan yang kemudian akan berbuah kebaikan lain tak pernah henti ia berikan padaku dengan cinta, sebelum kusempat membalasnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Dimoment yang hampir serupa, dua hari sebelum jadwal keberangkatan umrohnya ketanah suci di bulan april ini. Ia datang dalam setengah terjagaku dari tidur...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Kakak...", dengan mata kantuk kumenangkap sosoknya berdiri dihadapanku diremang kamar cinta kami.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Iya de'. Dia menghampiriku dipembaringan dan menarik sesuatu dari sisi kepalaku. (Rupanya sebelumnya ia meletakkannya disitu berharap ketika saya bangun menemukan benda itu berada disisiku). Sebuah kotak kecil hitam kemudian disodorkannya kepadaku. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Ini untuk ade'..."</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"BlackBerry...? Tapi khan saya sudah punya... (Entah kenapa selalu saja saya punya tanggapan seperti ini sebelum mengakhirkan ucapan terimakasih).</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Ya ini BB hadiah cinta kedua dalam bulan ini dan menjadi BB kedua hadiahnya masih dalam setahun ini pula.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Yup saya ingat ketika ia memberikan BB Curve 8520, BB pertamaku ia berkata:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
"Baru yang seperti ini bisa kk berikan padahal pingin berikan BB yang lebih baik tapi uang kk tidak cukup". </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Dan sekarang saya kira ini sudah lebih baik dan cukup sayang... BlackBerry Torch 9860</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Karena saya tidak hendak jadi kolektor BB. He he</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM7ak47jfhVRvDeb8pmlpmAApdOFtQG6Kbd1rGFg7qPSgqoJSZmNUcTAiHLG3_rVSp4UAnXuJQsU7rmZArVQfkrUUxjIBHr3Zfr4kQdZGmllGxgjRcJSvdvoEhUkfbqT9ueQuybKon-ps/s1600/BB+Hadiah+Cinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM7ak47jfhVRvDeb8pmlpmAApdOFtQG6Kbd1rGFg7qPSgqoJSZmNUcTAiHLG3_rVSp4UAnXuJQsU7rmZArVQfkrUUxjIBHr3Zfr4kQdZGmllGxgjRcJSvdvoEhUkfbqT9ueQuybKon-ps/s400/BB+Hadiah+Cinta.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Alhamdulillah. Ajari hamba cara mensyukuri nikmat-Mu ya Rabb! Jadikan hamba sebaik-baik hamba yang pandai mensyukuri nikmat-Mu. Aaamiin.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
* Hari ini ia yang tersayang berangkat umroh. Semoga selamat sampai ditujuan dan ibadahnya mabrur. Amiin</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-89995258963141995802013-02-07T22:37:00.000-08:002013-02-07T22:37:13.093-08:00Perempuan Yang Menentang Tirani Kekuasaan<p>               <font color="#008000" size="5" face="Vladimir Script">Apa yang terjadi telah berlalu,</font></p>
<p><font color="#008000" size="5" face="Vladimir Script">               dan inilah kesempatanmu sekarang</font></p>
<p>               Lihatlah pada teks-teks syariat dalam al-qur’an dan sunnah nabi. Seseungguhnya Allah telah memuji seorang wanita shalehah dan menyanjung seorang wanita mukminah.</p>
<p>Allah berfirman:</p>
<p><font color="#0000ff" size="4" face="Times New Roman">“Allah telah menciptakan satu contoh bagi orang-orang yang beriman, yaitu perempuan (istri) Firaun ketika ia berdoa: Wahai Tuhanku, bangunkanlah buatku sebuah rumah yang dekat denganMu disurga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari orang-orang yang berbuat kedzaliman.”</font> (QS At-Tahrim: 11)</p>
<p>            Jadi Renungkanlah kenapa Allah menjadikan perempuan (Asiyah) ini sebagai contoh atau panutan bagi orang-orang mukmin atau mukminah? Kenapa Allah menjadikannya sebagai model dan fenomena yang jelas bagi mereka yang ingin mendapatkan hidayah dan melaksanakan sunnah Allah dan Rasul-Nya dalam kehidupan? Betapa cerdas dan terbimbingnya perempuan ini; ia memohon untuk selalu dekat dengan Rabbnya yang Mulia, mendahulukan kedekatan dengan Allah ketimbang sebuah istana, dan tidak mau mentaati seorang pendosa dan kafir, Firaun, dan menolak untuk hidup di istananya dengan segala hamba sahaya dan berbagai bentuk kemewahan. Ia memohon sebuah rumah yang lebih abadi, lebih indah, disamping Tuhan alam semesta, di surga dengan sungai-sungainya, ditempat yang disenangi disisi Tuhan yang berkuasa. Ia adalah seorang peremmpuan agung, yang dengan kemauan hati dan keyakinannya mampu menghantarkan dirinya untuk meninggalkan suaminya yang ingkar terhadap kebenaran dan iman.</p>
<p>          Maka, ia disiksa karena keimanannya kepada Allah, dan hidupnya berakhir dengan kepulangannya keharibaan Allah. Akan tetapi Allah menjadikannya sebagai contoh dan panutan bagi setiap orang mukmin dan mukminah hingga datangnya hari kiamat. Allahpun memujinya dalam kitab suci, menorehkan namanya serta menyanjung amal perbuatannya. Sedangkan suaminya, Allah mencela perbuatannya yang menyimpang dari jalan Allah di muka bumi.</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-32914837680927653622013-02-03T05:04:00.000-08:002013-02-03T05:04:31.314-08:00Di Rumahku Ada Cinta<blockquote>
<em><b><span style="color: #38761d;">Taman punya kita berdua</span></b></em><br />
<em><b><span style="color: #38761d;">Tak lebar luas, kecil saja</span></b></em><br />
<em><b><span style="color: #38761d;">Satu tak kehilangan lain dalamnya</span></b></em><br />
<em><b><span style="color: #38761d;">Bagi kau dan aku cukuplah</span></b></em></blockquote>
Itu penggalan puisi Chairil Anwar, 1943, tentang rumahnya yang disebut taman. Taman hati. taman hidup. Sempit ruangnya. Tapi cinta membuatnya menjadi terasa cukup lapang dalam dada. Cinta membuatnya nyaman dihuni:<br />
<blockquote>
<em><span style="color: magenta;"><b>Kecil, penuh surya taman kita</b></span></em><br />
<em><span style="color: magenta;"><b>Tempat merenggut dari dunia dan manusia</b></span></em></blockquote>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigiNmUbKukPht_3rZUG9IxeoITmML-f3irO2CNoUsj5Kbg12hccKzxyGt1VOeQyjL5pW8akojsKfoRoiE5y1IgYWOaXXbGnbDT4hIQBOI3u89rOfJDFsnwW3nFk2sr0ZYcUHe9eDQa4GE/s1600/tiny+house.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigiNmUbKukPht_3rZUG9IxeoITmML-f3irO2CNoUsj5Kbg12hccKzxyGt1VOeQyjL5pW8akojsKfoRoiE5y1IgYWOaXXbGnbDT4hIQBOI3u89rOfJDFsnwW3nFk2sr0ZYcUHe9eDQa4GE/s200/tiny+house.jpg" width="177" /></a>Kenyamanan. Itu rahasia jiwa yang diciptakan cinta: maka kita mampu bertahan memikul beban hidup, melintas aral kehidupan, melampaui gelombang peristiwa, sambil tetap merasa nyaman dan teduh. Cinta menciptakan kenyamanan yang bekerja menyerap semua emosi negatif, masuk kedalam serat-serat jiwa melalui himpitan peristiwa kehidupan.
<br />Luka-luka emosi yang kita alami disepanjang jalan kehidupan ini hanya mungkin dirawat disana: dalam rumah cinta.<br />
<br />
Dalam rumah cinta itu kita menemukan sistim perlindungan yang ampuh. Mary Carolyn Davies mengungkapkannya dengan manis: <br />
<blockquote>
<em><span style="color: purple;"><b>Ada sebuah tembok yang kuat</b></span></em><br />
<em><span style="color: purple;"><b>Disekelilingku yang melindungiku:</b></span></em><br />
<em><span style="color: purple;"><b>Dibangun dari kata-kata yang engkau ucapkan padaku</b></span></em></blockquote>
Jiwa yang terlindungi akan cepat bertumbuh dan berbuah. Sederhana saja. Karena hakikat cinta selamanya hanya satu: memberi. Memberi semua kebaikan yang tersimpan dalam jiwa. Melalui tatapan mata, kata atau tindakan. Jika kita terus menerus memberi maka kita akan terus menerus menerima. Pemberian jiwa itu menghidupkan kekuatan kebajikan yang sering tertidur dalam jiwa manusia. Seperti pohon, pada mulanya ia menyerap matahari dan air, untuk kemudia mengeluarkan semua kebajikan yang ada dalam dirinya: buahnya, keindahannya.<br />
<br />
Dalam rumah yang penuh cinta itu kita menemukan rasa aman, kanyamanan dan kekuatan untuk terus bertumbuh. Itu sebabnya rumah yang begitu seperti menghadirkan surga dalam kehidupan kita. Rumah itu pasti utuh. Dan abadi. Adakah Doa cinta yang lebih agung daripada yang diajarkan sang rasul kepada kita dimalam pertama saat kita meletakkan dasar dari bangunan hubungan jiwa yang abadi? letakkan tangan kananmu diatas ubun ubun istrimu, lalu ucapkan do’a ini dengan lembut;<br />
<blockquote>
<em><span style="color: blue;"><b>Ya Allah aku mohon pada-Mu kebaikan perempuan ini</b></span></em><br />
<em><span style="color: blue;"><b>dan semua kebaikan yang tercipta</b></span></em><br />
<em><span style="color: blue;"><b>bersama penciptaannya.</b></span></em></blockquote>
Dikutip dari Kitab “Serial Cinta” Hal 34-36<br />
Anis Matta.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-65730333288037460572011-06-03T00:32:00.001-07:002013-02-03T05:16:18.225-08:00Yang Saya Tau Dan Tidak...<div class="MBT-CSS3 tr_bq">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg3kPXSwD_nUmxSPWyB9g6QXoX-xJvBuzKzYLui8YxwCPbCeOiUS1YJZZ6b0TlLq1JcMd7fCS3ip2yO5QEMMMwtOZXyLisjgsv-HjrzJGT8ellVS3Au-MI6FMpFmI3gnOoAgRHycSc1z4/" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg3kPXSwD_nUmxSPWyB9g6QXoX-xJvBuzKzYLui8YxwCPbCeOiUS1YJZZ6b0TlLq1JcMd7fCS3ip2yO5QEMMMwtOZXyLisjgsv-HjrzJGT8ellVS3Au-MI6FMpFmI3gnOoAgRHycSc1z4/" width="200" /></a></div>
Saya tau adalah Allah Maha Mengetahui<br />
Akan impian yang saya rajut pada malam-malam sepi,<br />
Akan cita-cita yang saya gantungkan setinggi langit,<br />
Akan proyek mulia yang beragam, terencana dan tercatat.<br />
<br />
Ya Allah...<br />
Untuk apa yang engkau cegah atasku,<br />
Semoga menjadi karunia untukku.<br />
Untuk ketidak sanggupanku meraih yang kuinginkan,<br />
Semoga menjadi kebaikan untukku.<br />
Untuk keterlambatanku meraih yang kuinginkan,<br />
Semoga menjadi inayah untukku.<br />
<br />
Ya Allah... <br />
Engkau Maha mengetahui <br />
Aku tidak mengetahui rencana indah-Mu.<br />
<br />
Dan sebuah kutipan SMS saudariku:<br />
<blockquote>
Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya akan datang ketika ia membuat kapal dan ditertawai kaumnya. Ibrahim belum tahu bahwa akan tersedia domba ketika pisau nyaris memenggal buah hatinya. Musa belum tahu bahwa laut akan terbelah saat diperintahkan memukul tongkatnya.<br />Ternyata dibalik ketidaktahuan, Allah telah menyiapkan surprise saat kita menunaikan perintah-Nya. tetaplah melakukan yang terbaik dan Husnudzon pada-Nya. Karena dibalik ujian, Allah telah membingkai sebuah hadiah indah.</blockquote>
Jazaakillahu khairan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-36560306369096777202011-05-24T03:02:00.000-07:002012-10-21T12:13:50.241-07:00Tanya Dan Jawab Untuk Yang Selalu Ada...<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7q-SiXhUMIzMhPdBaGZduzddL36iYNoES5lyogcHJ6SCYmg_BnpbqWE4s6MEO6_FWjjzacB6oWem8LDEZjb7cjTk11iOc8TjriZ4hokjrve6wy-UhTJmIodsYNn26Q-RKRt-qhPyFe90/s1600-h/tanda%20tanya%201%5B5%5D.jpg"><img align="right" alt="tanda tanya 1" border="0" height="170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgQxn50UHn8UqTBShV_SESlQZ2vrSvG33_pxCFpbTnrgvIWMv8qqgvlrM_S7Y0ttFzob2ls-_drNwiTbCIJmAza84M0bwBAbbJUKHAzrEhiPhaf9NKuaWezT_mPAOH87lcqVeyvwZ0IPg/?imgmax=800" style="border-width: 0px;" width="200" /></a> Samar bagiku,<br />
Adakah rasa itu, <br />
Tapi tetap kujaga amanah ini,<br />
Tetap kujalani peran ini,<br />
Karena perintah Yang Pengasih,<br />
Karena sunnah Sang Qudwah,<br />
Karena dengan kepandaianmu mengekspresikan,<br />
Persembahan sebagai kewajiban,<br />
Atau pemenuhan sebagai haqku,<br />
Bahwa engkau memiliki rasa itu, <br />
Yang -maaf- aku kala itu belum dapat memberikan apresiasi yang engkau harapkan.<br />
Tapi aku bertekat terus belajar...<br />
<span class="fullpost"> </span><br />
<br />
<span class="fullpost"> Samar bagiku,<br />
Adakah rasa itu,<br />
Kebersamaan berlanjut tanpa rasa dijiwa,<br />
Tanpa warna pada rasa,<br />
Dari tak jatuh cinta,<br />
Bagaimana bisa membangun cinta,<br />
Dan aku tetap belajar...<br />
<br />
Samar bagiku,<br />
Adakah rasa itu,<br />
Hingga masa yang ditentukan,<br />
Sang Pemberi Petunjuk menuntunku pada jawaban,<br />
Dengan cara yang dikehendaki-Nya,<br />
Adalah nikmat yang tak terbayangkan,<br />
Tapi tak pula kuharapkan,<br />
Tertakdir dalam lembar hidupku,<br />
Untukku mengambil sebanyak-banyak pelajaran.<br />
<br />
Alhamdulillah atas nikmat Cinta,<br />
Benih itu terhujam dikalbu meski tumbuhnya perlahan,<br />
Seterang mentari kejelasan adanya rasa itu, <br />
Tersadar tapi dengan sakit dan kecewa.<br />
<br />
Alhamdulillah untuk sakit yang indah<br />
Yang mendorongku berlari mencari tempat tuk bersandar pada-Nya<br />
Agar aku tak rubuh<br />
Yang membuatku rindu untuk berdiri tunduk pasrah dan sujud dengan khusyu kepada-Nya <br />
Agar aku tak rapuh<br />
Yang membasahi lisanku menyebut asma-Nya<br />
Agar tak ada cercaan untukmu<br />
Yang membetikkan hatiku mendzikirkan nama-Nya<br />
Agar tak diisi hati ini dengan kecewa<br />
<br />
Alhamdulillah atas segala ketetapan-Mu<br />
Yang mengajarkanku hakekat Cinta & Ikhlas<br />
Terima kasih untukmu<br />
Yang telah mengizinkanku mengecap segala rasa<br />
Akan selalu ada maaf untukmu, lapang dada dan kesempatan,<br />
Aku akan selalu menunggumu kembali,<br />
Dengan kesabaran dan harapan menanti janjimu.<br />
</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-17057281315020909332011-05-18T18:04:00.000-07:002011-05-18T18:11:25.825-07:00Untukmu Dan Untukku, Kita Membersamainya...<strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyDEtyaHYCI3UIz67Au3XpmgBlEV0nnBzCWMezCLRWfWdFyL6QoCh80f9Tt-iJGdWSxxNW6C-IGIFWdp6Ody95sB22F4ieqLGpchLyiecT__u36wnx-USVOdUaSv8mCJNhxKW4JZ3HT5w/s1600-h/EF9ED%205'D-'%5B3%5D.jpg"><img align="right" alt="منعمل صالحا" border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYnIXzhLilLd7btEUClmyQeucxZT0nJBmmjYYl_Xm_kOO9R9PWQmQ3ZSwC60c5ykNWfM-ZWGPzy71TVSsmORAH1BEAvRluW_OQ7UZoFQxRrA2fd1nnceMJoUncZZ1vAX1tD_LWSDxC8RA/?imgmax=800" style="border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-width: 0px;" width="244" /></a></strong><br />
Untukmu yang berjalan tergesa menujunya,<br />
<br />
Untukmu yang lari dan terengah mengejarnya,<br />
<br />
Untukmu yang mendaki hendak menggapai puncaknya,<br />
<br />
Untukmu yang mengembara, merantau mencarinya,<br />
<br />
Untukmu yang bingung meraba keberadaannya,<br />
<br />
Untukmu yang telah mengeluarkan harta demi menawarnya,<br />
<br />
Untukmu yang telah menyita banyak waktu demi meraihnya,<br />
<br />
Tidak engkau dapatkan kecuali lelah, letih, dahaga dan tertipu pada yang sifatnya sementara.<br />
<br />
Sehingga ketika tersingkap selubung yang menutupi kesemuan itu, engkaupun berputus asa...<br />
<br />
Maka izinkan aku berada diantara perjalanan, pelarian, pendakian, pengembaraan dan pencarian itu, <br />
Untuk berkata padamu, berhentilah sebentar, dan jangan berputus asa! <br />
<br />
Perkenankan aku menuntun langkah kakimu, menggandeng tanganmu, membersamai meraihnya.<br />
<br />
Berikan aku kesempatan mengenalkan hakikatnya.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<strong>Saudaraku...</strong><br />
Katakan padaku bahwa yang engkau cari, kejar dan inginkan itu, adalah KEBAHAGIAAN. <br />
<br />
Sungguh dzatnya memang tak terlihat mata. Kuantitasnya tak dapat terukur. Volumenya tak dapat disimpan dalam brankas brankas terbaik yang pernah ada.<br />
<br />
Engkau tak dapat membelinya dengan harta karun dari emas dan perak. Karena harganya teramat mahal. Lebih dari nilai segala perhiasan yang ada didunia ini.<br />
<br />
Dia dekat... tapi butuh ilmu, ketrampilan dan kesungguhan untuk memperolehnya. Ibarat mutiara dikedalaman dan dasar lautan yang pekat. Hanya seorang penyelam mahir yang sanggup menemukannya.<br />
<br />
Carilah ia dalam ibadah wajib dan sunnah. <br />
<br />
Carilah ia dalam shalat fardhu, rawatib, qiyamul lail dan shalat sunnat lainnya.<br />
<br />
Carilah ia dalam puasa, dalam shadaqah, infaq ataupun umrah dan haji.<br />
<br />
Carilah ia dalam membaca, mentadabburi dan menghapal Al-Qur'an.<br />
<br />
Carilah ia dalam dzikrullah, dalam tafakkur pada kesempurnaan ciptaan-Nya, termasuk dalam penciptaan dirimu.<br />
<br />
Carilah ia dalam tholabul 'ilmi, majelis dzikir dan dakwah.<br />
<br />
Carilah ia dalam interaksi bersama saudara fillah. Dengan cinta, kasih sayang, kelembutan, itsar, melepas segala penyakit hati berupa dengki, hasad, dendam. dan dengan memberi maaf, lapang dada serta sabar.<br />
<br />
Carilah ia dalam petualangan menyibak hal-hal baru dan bermanfaat bagi kehidupan.<br />
<br />
<strong>Saudaraku...</strong><br />
<strong><br />
</strong><br />
Temukan ia dalam kepatuhan pada perintah-Nya.<br />
<br />
Temukan ia dengan meninggalkan maksiat dan keburukan.<br />
<br />
Temukan ia dalam mengingat dan menyebut nikmat kebaikan yang engkau peroleh,<br />
<br />
Temukan ia pada kepasrahan dan penerimaanmu pada takdir.<br />
<br />
Karena KEBAHAGIAAN itu adalah ketenangan jiwa, kedamaian hati, lapang dada, serta kenyamanan ruhani.<br />
<br />
Dengan sikapmu, lisanmu, cara pandang yang realistis terhadap kehidupan ini, juga harapan dan optimisme engkau sanggup meletakkannya dihatimu dan menggenggamnya ditanganmu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-53522259027683340942010-09-21T10:09:00.001-07:002012-11-25T18:08:31.049-08:00Pesona Ramadhan Di Kota Rasul<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw9meLSjXIbYtT7AUVygaYP7korRL4nTcZMwHBiYqDJY-aUKBffSWOcFkgGaje00YHHi_nVD2IU288yeJVDvJEZBmKv33fxR0Sh9vPgFPQAthyY0XXwhj0LD5g2UCt_H-wvpNTKv2Tiec/s1600/%D8%B1%D9%85%D8%B6%D8%A7%D9%863.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjw9meLSjXIbYtT7AUVygaYP7korRL4nTcZMwHBiYqDJY-aUKBffSWOcFkgGaje00YHHi_nVD2IU288yeJVDvJEZBmKv33fxR0Sh9vPgFPQAthyY0XXwhj0LD5g2UCt_H-wvpNTKv2Tiec/s320/%D8%B1%D9%85%D8%B6%D8%A7%D9%863.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ramadhan Mubarak<br /></td></tr>
</tbody></table>
Waktu terus merangkak cepat, tak terasa diiringi pula dengan pertambahan usia kita. Alhamdulillah ramadhan kembali menyapa disepanjang sisa usia yang ada.<br />
<br />
“Rasulullah salallahu alaihi wasalam bersabda: <i>“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.”</i> <b>(H.R. Ahmad dan An Nasa’i). </b><br />
<b> </b> <br />
Sungguh luar biasa mukjizat Al-Qur’an. Perintah untuk berpuasa mendorong manusia berbondong-bondong mendatangi seruan Allah ini, dengan berbagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.<br />
<br />
Dan hal yang paling berkesan bagi saya adalah melaksanakan ibadah puasa ketika berada di Madinah, Arab Saudi. Ada hal yang spesifik di Madinah. Bahkan mungkin sangat berbeda dibanding ketika kita berpuasa di kota lain seperti Riyadh, Jeddah, maupun makkah Al Mukarramah yang juga masih dalam negeri yang sama.<br />
<br />
<b>Ramadhan di Penghujung Musim Panas </b> <br />
Madinah yang dahulunya didominasi oleh gurun pasir, pada saat musim dingin, keadaan cuacanya bisa sampai dibawah 1 derajat celcius, sedangkan pada musim panasnya bisa sampai diatas 50 derajat celcius. Dan Ramadhan sering kali jatuh pada penghujung musim panas.<br />
<br />
<br />
Namun disinilah salah satu letak keutamaan Ramadhan dikota rasul diantara banyak keutamaan lainnya. Bukankah <i>satu kebaikan akan dibalas sepuluh hingga 700 kali-lipat? </i>Nah, diantara yang membedakan balasan amalan kebaikan itu selain niat, juga adalah siapa yang melakukan, dimana dilakukan dan dalam keadaan seperti apa amalan itu dilakukan.<br />
<br />
Ibadah yang dilakukan di Madinah balasannya berlipat ganda dibanding ibadah yang dilakukan ditanah air, seperti shalat dimasjid nabawi (sunnah ataupun wajib) sama dengan pahala 1000 kali shalat di masjid lain kecuali masjidil haram. Dan beribadah dimusim panas dibalas dengan pahala berlipat ganda, khususnya lagi ibadah puasa karena kehausan yang sangat pada saat itu. Karenanya banyak kita temukan riwayat salaf tentang kesungguhan mereka beribadah pada musim panas, baik itu puasa sunnah ataupun puasa ramadhan.<br />
<br />
<b>Menjelang Ramadhan & Beberapa Tradisi Unik Di Dalamnya.</b> <br />
Beberapa hari, kurang dari sepekan menjelang ramadhan jalanan kota macet, tempat-tempat parkir umum didepan pasar , swalayan atau toko-toko besar penuh sampai kejalan jalan. Para penduduk kota atau pendatang ramai berbelanja. Troli belanja penuh dengan bahan makanan, sandang pangan, nampaknya memenuhi kebutuhan sebulan. Sebuah pemandangan yang justru akan kita temukan di tanah air saat menjelang lebaran.<br />
<br />
Mungkin terbesit dihati kita, Ramadhan tapi kok kayak khawatir kehabisan bahan makanan? Eits tunggu dulu, kesan tersebut bisa saja keliru! Bisa jadi keadaan tersebut malah justru upaya mereka untuk menjaga kekhusyu’an saat Ramadhan. Mengapa? Karena dibulan Ramadhan toko-toko umumnya tutup sejak pagi sampai siang hari. Sore baru buka sampai jam 12 malam itupun diselingi dengan tetap menutup toko di waktu waktu sholat. Tapi saat Ramadhan ada juga toko yang tutup sampai jam 3 dini hari atau baru akan tutup setelah usai sahur. Hal lainnya karena perubahan jam kerja yang diberlakukan diberbagai instansi-instansi pemerintah atau swasta. Misalnya, ada yang dimulai sejak pukul 08.30 s/d pukul 20.00 dengan istirahat selama 3 jam yakni dari pukul 13.00-16.30, ada pula yang baru dimulai sejak selesai sholat taraweh (pukul 10 malam) sampai jam 03.00 menjelang sahur.<br />
<br />
Keluarga yang suaminya mempunyai jam kerja seperti itu tentu tidak kan menggangu waktu istirahat kepala keluarganya di pagi atau siang hari. Dan perintah untuk wanita tetap berada dirumahnya disini masih sangat dijaga ketat, tidak diizinkan wanita bepergian sendiri tanpa mahramnya.<br />
<br />
Hal unik lainnya dalam menyambut ramadhan yang dilakukan didesa-desa terpencil adalah keriangan yang ditunjukkan anak-anak. Mereka keluar rumah, berkeliling desa sambil membawa lampu-lampu minyak kecil yang berwarna warni serta kembang api yang menyala. Di beberapa desa cara mengabarkan waktu sahur hampir tak ada bedanya dengan yang kita temui di kampung-kampung di tanah air. Teriakan ‘Sahur…sahur…sahur…’ sambil diiringi ketukan benda-benda yang digunakan membangunkan orang bersahur. Sedangkan waktu berbuka selain dikabarkan dengan adzan magrib, juga disertai dengan suara letupan meriam dari atas gunung batu. <i>Subhanallah!</i><br />
<i> </i> <br />
<b>Ifthor (Berbuka Puasa) & Sholat Tarawih Di Masjid Nabawi</b> <br />
Ketertiban, kesopanan, dan keramahan yang ditunjukkan penduduk Madinah salah salah satunya saat berbuka puasa bersama di Masjid Nabawi. Masjid selama bulan ramadhan hanya sebagai fasilitator, bukan penyelenggara. Fungsi panitia masjid hanya mengkoordinasi dengan para donatur, mengenai kebersihan masjid. Jadi selain menyediakan makanan para donaturpun menyediakan tikar, piring, gelas dan kantong sampah plastik<br />
<br />
Sekitar setengah jam setelah ashar makanan dari para donatur sudah berdatangan. Panitia mulai menggelar <i>sufroh</i> (tikar plastik), menyediakan piring dan gelas plastik sekali pakai, galon air disisi panitia pembatas. Sepuluh menit sebelum waktu berbuka suguhan berbuka sudah tergelar diatas tikar plastik.<br />
<br />
Diluar Masjid kita bisa melihat bermacam-macam hidangan dari donatur termasuk Raja Saudi, seperti nasi <i>bukhari</i>, <i>kabsah</i> dengan lauk pauk daging ayam dan lalapan yang diletakkan dibak timah berukuran 1 liter untuk setiap orangnya, terdapat pula roti, <i>zabadi </i>(yogurt), kurma, buah-buahan dan makanan khusus yang dibawah jamaah sendiri. Sedangkan sajian berbuka didalam masjid yang disuguhkan bagi orang arab maupun para pendatang hanya kurma, roti, <i>zabadi</i>, zam-zam, teh atau kopi arab.<br />
<br />
Sangat sederhana sebetulnya. Tetapi daya tarik religiusnya sangat menyentuh, ditambah lagi dengan nilai kebersamaannya. Karena orang tidak lagi melihat siapa yang ikut berbuka puasa. Warga Arab, Pakistan, Bangladesh, India, ataupun Filiphina dan Indonesia tak ada bedanya.<br />
<br />
Saat waktu yang dinantikan ribuan umat muslim itu tiba. Hmm nikmatnya mengawali buka puasa dengan <i>ruthab</i> (kurma matang& manis) serta segarnya meneguk air zam-zam. Kita bisa membayangkan betapa besarnya mukjizat Nabi Ismail, berapa banyak air zam-zam yang dikonsumsi seluruh muslim yang berbuka di masjid setiap harinya, bahkan air zam zam tersebut diangkut dengan armada dari Makkah tidak saja untuk konsumsi jamaah masjid, tapi juga penduduk ataupun pendatang di kota Madinah. <i>Subhanallah!</i><br />
<i> </i> <br />
Setelahnya, pembersihan pun dilakukan. Maka dua jam setelah berbuka dan sebelum adzan Isya dikumandangkan didalam dan luar majid sudah bersih dari sampah.<br />
<br />
Begitu selesai sholat Isya, beberapa menit kemudian dilanjutkan dengan sholat tarawih 20 rakaat ditambah dengan 3 rakaat sholat witir. Pada rakaat kesepuluh diadakan pergantian imam sholat. Adapun bacaan sholat setiap malamnya sebanyak 1 juz al-qur’an. Banyak pula anak-anak, sampai orang tua yang telah lanjut ikut sholat berjamaah. Jika lelah mereka sholat sambil duduk, dengan melantai atau duduk diatas kursi besi kecil yang bisa dilipat dan mudah dibawah kemana-mana.<br />
<br />
<b>Berlomba-Lomba Dalam Kebaikan</b> <br />
Ramadhan tidak saja diisi dengan puasa, sholat, dan membaca al-qur’an, para dermawan penduduk Madinah ataupun pendatang berlomba lomba pula dalam mengeluarkan sadaqah, tidak saja mencukupkan diri mereka menjadi donator berbuka dibeberbagai masjid. Tapi juga mengantarkan hidangan berbuka ke apartemen-apatemen yang dihuni mahasiswa, pekerja atau yang dirasa membutuhkan.<br />
<br />
Hidangan berbuka seperti nasi <i>kabsah</i>, <i>ashir</i> (jus), yogurt, kurma dan buah seperti apel dan jeruk kerap kali saya temukan didepan pintu flat diapartemen mahasiswa yang dulu kami tempati. Tak pernah saya ketahui siapa pemberi dan utusannya. Tidak jarang pula <i>muhsinin</i>, dermawan yang memberikan bantuan berupa nominal uang pada bulan ramadhan, biasanya setiap kepala keluarga seperti mahasiswa mendapatkan 500 sampai 1000 real. Wanita-wanita tua, janda dan anak-anak yatim pun mendapatkan bantuan.<br />
<br />
Di jalan-jalan kota Madinah sebenarnya sudah disediakan tempat-tempat penampungan air dingin dan segar yang dapat diminum pejalan kaki walau diluar bulan Ramadhan. Tetapi di bulan Ramadhan saya lihat ada beberapa penduduk yang juga menambahkan fasilitas pemerintah itu, dengan meletakkan galon air minum didepan pertokoan saat beberapa menit sebelum berbuka.<br />
<br />
<b>Sepuluh Hari Terakhir Dibulan Ramadhan</b> <br />
Kalau di tanah air sering kali setiap tahun di bulan Ramadhan kita akan menemui kenyataan masjid mulai lengang, shaf-shaf mulai pendek, jamaah berkurang dan menghilang satu persatu. Sebaliknya, justru pasar yang mulai ramai. Adapun di Madinah apalagi di Masjid Haram Makkah justru hari-hari terakhir Ramadhan apalagi dimalam ganjil jamaah masjid akan semakin padat. Mereka menantikan <i>lailatul qadar </i>dan memperbanyak do’a.<br />
<br />
Saya sendiri pernah karena hanya telat sedikit saja, harus rela sholat diluar halaman masjid. Akhir sholat baru saya menyadari bagian bawah abaya saya kotor dilengketi debu ditempat saya berdiri sholat. Namun malam itu sangat berkesan, do’a Imam sangat menggetarkan hati dan membuat jama’ah sholat menangis dan sesenggukan.<br />
<br />
Adapun di Makkah banyak yang usai sholat tarawih memilih untuk tidak pulang tetapi bermalam di dalam atau di halaman masjid, menanti sampai <i>qiyamul lail</i> didirikan. Jumlah lonjakan orang yang berumroh juga sangat tajam. Karena tak tanggung-tanggung keutamaan yang dijanjikan Allah bagi yang berumroh dibulan Ramadhan, yakni mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berhaji! <br />
Pada sepuluh terakhir ramadhan juga dibuka pendaftaran I’tikaf bagi muslimin dan muslimat. Mereka bisa membawa perlengkapan I’tikaf dan mencari tempat-tempat strategis didalam masjid. Biasanya mereka memilih tempat tempat diantara celah tiang-tiang Masjid Nabawi untuk menyimpan perlengkapan mereka.<br />
<br />
<b>Dirangkum dari pengalaman pribadi dan berbagai sumber cerita sdra sdri fillah yang pernah bermukim di Madinah dan wilayah lain dari Arab Saudi.</b><br />
<b> </b> <br />
<b>Editor: Diena Rifa'ah</b>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-66306833225181696442010-08-08T12:36:00.000-07:002010-08-08T12:36:03.484-07:00Sebab Apa Cinta Madinah<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNOOmE9zyP6Rt3lmVSzjdNcEE8lrvlJHCAo9Q5QZYYFDM5D_sVBQCFcgsi2LDV4tY3Ob96gzMWe6fRlx07Zt94dQodcSsBEhIWt4SbT1eoskmeDp3TpwLmvZ0N4_ui_IWUF6fwWNdLsvU/s1600/Haram+Diakhir+Malam.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNOOmE9zyP6Rt3lmVSzjdNcEE8lrvlJHCAo9Q5QZYYFDM5D_sVBQCFcgsi2LDV4tY3Ob96gzMWe6fRlx07Zt94dQodcSsBEhIWt4SbT1eoskmeDp3TpwLmvZ0N4_ui_IWUF6fwWNdLsvU/s200/Haram+Diakhir+Malam.JPG" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Masjid Nabawi Di Malam Hari</td></tr>
</tbody></table><br />
<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px; text-align: left;"><i style="font-family: 'lucida sans','lucida grande',tahoma,verdana,arial,sans-serif;">Bermukim dan tholabul 'ilmi di kota madinah merupakan satu diantara sekian anugerah terindah Allah yang pernah hadir dan menyapa kehidupan kami.</i><br />
<br />
<br />
<b>Cinta hadir sejak mendengar namanya</b><br />
<br />
Sebelum banyak yang saya ketahui tentang Madinah dan keutamaannya, rasa cinta padanya telah disisipkan Allah pada keping hati ini, dan buah dari cinta itu adalah gelora rindu yang bergaung gaung, impian yang senantiasa dinanti wujud nyatanya, dan menjelma menjadi rangkaian do'a yang senantiasa ditata ditaman iman, sebuah keyakinan akan pangkabulan dari Allah. Hanya dibutuhkan sedikit kesabaran tuk menanti waktunya tiba.<br />
<br />
Dan ketika Allah mengabulkan asa itu, mendapati diri ini telah berada dikota impian, rupanya Sang Pengasih melimpahkan lagi rahmat-Nya dengan menambahkan ilmu saya, pengetahuan saya tentang Madinah, akan selaksa keutamaan dari kota suci, dan tentu… menambah kecintaan saya.<br />
<br />
Awal saya bergabung dengan komunitas ta'lim salaf yang merupakan kumpulan ummahat/ istri istri mahasiswa universitas islam madinah inilah (ah rindu bersua dengan mereka kembali?), saya disuguhkan materi penggugah itu, dari seorang ust yang juga mahasiswa pada tingkat Majister ( Semoga Allah menjaga & membalas beliau dengan kebaikan berlimpah).<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Keutamaan Madinah (sedikit kutipan dari catatan kecil memori saya)</b><br />
<br />
Kota Madinah disebut juga sebagai thoiyyibah yang berarti suatu tempat yang penuh dengan kebaikan. Tempat diturunkannya wahyu. Disana pula Malaikat Jibril turun kepada Rasulullah salallahu alaihi wasalam (menyampaikan wahyu). Madinah adalah tempat kembalinya Iman, tempat bertemunya antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, kampung halaman orang Anshar, kota kaum muslimin yang pertama, dan bendera jihad fi sabilillah ditancapkan pertama kali di kota Madinah, maka dari kota inilah pasukan kebenaran bertolak untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dari kota ini pula terpancar cahaya yang menerangi dunia dengan sinar hidayah.<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
<br />
Kota ini adalah kota tempat Nabi shalallahu 'alaihi wasalam berhijrah, disini pula beliau menghabiskan sisa hidupnya, beliau meninggal dan dikuburkan di Madinah. Disana pula beliau akan dibangkitkan. Kuburan beliau adalah kuburan yang pertama kali akan terbelah, dan tidak ada seorang nabipun yang diketahui letak kuburnya melainkan Nabi Muhammad.<br />
<br />
Allah memuliakan dan memberi keutamaan pada Kota Madinah yang penuh berkah ini. Juga menjadikan sebaik-baik tempat setelah kota Mekah. Padanya terdapat dua masjid agung, masjid quba sebagai masjid yang pertama kali dibangun dalam sejarah peradaban islam, dan masjid nabawi. Dimana shalat pada kedua mesjid tersebut memiliki keutamaan yang berlipat ganda. Shalat sunnah 2 rakaat di masjid quba diganjar pahala umrah sempurna. Shalat dimasjid nabawi (sunnah ataupun wajib) sama dengan pahala 1000 kali shalat di masjid lain, padanya terdapat raudhoh (taman diantara taman-taman syurga). Madinah tidak dapat dimasuki penyakit thoun dan Dajjal. Bersabar dengan kesusahan yang diperoleh di Madinah juga wafat di tanah suci tersebut dijamin syafaat rasulullah salallhu 'alaihi wasalam.<span class="Apple-converted-space"> </span><br />
<br />
Dan masih banyak lagi keutamaan madinah yang belum saya sebutkan, insyaAllah pada kesempatan lain disertai dalil dan sedikit penjelasanx.<br />
<br />
<b>Pengetahuan& kesadaran yang menghadirkan cinta</b><br />
<br />
Jadi jika ditanya sebab apa cinta Madinah? Jawabannya banyak, selain hal hal utama yang telah saya paparkan diatas… termasuk diantara hal lain yang menghujamkan cinta dihati ini adalah di tempat ini saya dapat berkumpul kembali dengan suami, sebagai pengobat penyakit malarindu tropi kangen karena kurang lebih 3 bulan setelah walimah, kami terpisah selama 2 tahun. Di kota penuh barakah ini pula Allah menitipkan dua 'amanah'-Nya, yang menjadi mentari di taman hatiku… 'Ubaidurrahman & Ahmad.<br />
<br />
Tidak kurang syukur saya pula bahwa dikota ini saya banyak mengambil pelajaran dan hikmah berharga dari<span class="Apple-converted-space"> </span><b>'universitas kehidupan'</b>, perjuangan terangkum dalam suka maupun duka yang terkadang membuat kesedihan begitu dalam menenggelamkan… dalam perjalanan hidup dirantau ini, saya sangat merasakan bagaimana besarnya pengaruh dari pembinaan tarbiyah yang pernah saya peroleh di Indonesia dulu, dari murabbi dan murabbiyah saya dahulu (do'a saya teriring tuk mereka semua).<br />
<br />
Semoga kami termasuk diantara yang mendapatkan barakah Madinah. Walau...ya... hanya dengan satu keutamaan 'bersabar dengan kesulitan-kesulitan di kota Madinah akan mendapatkan syafaat rasulullah salallahu 'alaihi wasalam'... tapi keyakinan ini ada, Dia yg Pengasih memberi kami lebih dari yang kami pinta.<br />
<br />
*****<br />
<br />
Catatan kurang lebih setahun lalu saat berdamai dengan hati...<br />
Dirangkai kembali...<br />
<br />
Disudut kamar istana kecilku<br />
Madinah 03/08/2010</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-13062384138351163112010-08-01T17:57:00.000-07:002012-11-06T22:42:38.454-08:00Sepenggal Episode Cinta<b>Pertama Mengenalnya</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq6SLNDyXsxD7YYuNct4KWtB1fr-okT8brODtcH5Z7F4Z8tcyKd1VhwCFTOWdUrJK_SZarmYl7egFynM6xtEUvtAMqHmfhWYXDSswzuPRk0LXqCzD720pkZqa-t0tB_FA5PdqjZcRowlc/s1600/love3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq6SLNDyXsxD7YYuNct4KWtB1fr-okT8brODtcH5Z7F4Z8tcyKd1VhwCFTOWdUrJK_SZarmYl7egFynM6xtEUvtAMqHmfhWYXDSswzuPRk0LXqCzD720pkZqa-t0tB_FA5PdqjZcRowlc/s1600/love3.jpg" /></a></div>
Allah mempertemukan kami sejak masih duduk dibangku SMP. Sekolah yang meskipun areanya terhitung kecil namun termasuk salah satu sekolah favorit yang ada di kota kami. Dan karena hal awal itu pulalah yang membuat kami sering kali berpapasan diluar jam pelajaran, saling mengenal satu dan lainnya walau kala itu sebatas nama dan beberapa karakter fisik dan psikis yang nampak indra penglihatan dan tertangkap pendengaran, dari beberapa sumber yang menyampaikan.<br />
<br />
Walaupun berbeda tingkat jenjang pendidikan, namun kami sama sama duduk dibangku kelas unggulan. Saya mengenalnya sebagai adik kelas yang lincah dan super aktif, sebagian lagi mengatakan...cerewet (adapun saya dikemudian hari tidak mendapati kenyataan terakhir ini) . <br />
<br />
Hal positif lainnya yang menonjol serta sedikit menarik perhatian saya, adalah sesuatu yang nampak menghiasi dirinya, anggapan saya dia lebih utama dari yang lain, karena lebih dahulu dalam menutup aurat dengan jilbab rapi yang bertengger dikepalanya. <br />
<br />
Subhanallah, ia mengenakan atribut wajib bagi muslimah itu dimasa jilbab masih sangat minim dikenakan muslimah yang belajar di sekolah negri umum yang tidak berbasis agama. Hal unik lainnya yang sempat terpikir melihat penampilannya, mengapa dia tidak menggunakan saja rok panjang hingga pergelangan kaki? Tapi justru mengenakkan rok sekolah dengan ukuran dibawah lutut dan sepasang kaus kaki panjang menutupi sebagian aurat kebawah lainnya? Mungkinkah karena besar hasrat keinginannya menutup aurat tapi terbatas dalam sarana?<br />
<br />
Tidak banyak mungkin yang saya ketahui tentang pribadi dan karekternya kala itu. Sampai kemudian saya lulus dan melanjutkan pendidikan ditingkat SMU. Alhamdulillah masih disekolah tingkat atas yang juga favorit di kota kami. Disinilah Allah kemudian dengan kasih-Nya mengantarkan dan menuntun saya berenang dalam samudera <b><big>cinta-Nya</big></b> dengan menganugerahi saya anugerah terindah sepanjang hidup saya. Hidayah, dialah anugerah indah itu. Yang dengannya saya dapat mengecap manisnya iman dan segala nikmat yang saya peroleh kala memasuki gerbang-gerbang kebaikan dalam menuntut ilmu syar'i, beramal, ukhuwah dan dakwah serta sabar diatas semua itu.<br />
<br />
<b>Bersua Kembali Dengan Nuansa Yang Lebih Indah</b><br />
<br />
Setahun kemudian Allah mempertemukan kami kembali, karena dia melanjutkan sekolah di SMU dimana saya berada. Saat itu sayapun Alhamdulillah telah berjilbab rapi bahkan dengan ukuran jilbab dua atau tiga kali lipat dari ukuran jilbab yang umum dikenakan teman-teman berjilbab lainnya.<br />
<br />
Awalnya saya tidak begitu menyadari gerak dan tingkah lakunya. Belakangan, kira-kira setelah kedatangannya kerumah menemui saya. Barulah saya mengetahui kalau diapun pernah mengikuti daurah yang sama, yang pernah saya ikuti sebelumnya, hanya berbeda tingkatan namun masih dibawah asuhan dan binaan sebuah yayasan yang bergerak dibidang dakwah & pendidikan yang ada dikota kami. Juga belajar dan menimba ilmu agama diluar jam pelajaran sekolah, dari person-person penggerak dakwah dan ust yang sama pula. <br />
<br />
Masih jelas ingatan saya, kala ia pertama kali bertandang kerumah nenek. Rumah dimana saya menumpang tinggal selama bersekolah, karena kedua orang tua saya pindah domisili kekampung halaman keduanya. <br />
<br />
Salah seorang keluarga dirumah mengabarkan pada saya yang sedang bersantai dan sejenak istirahat melepas penat dikamar, setelah baru saja kembali dari berlibur dikampung halaman ortu, bahwa ada seorang tamu, teman saya yang hendak bersua, menunggu diluar.<br />
<br />
Saat mendengar hal itu, hati saya diliputi tanya, mencoba menerka siapa gerangan teman yang datang mengunjungiku? Lelah yang tadinya bersemayam di jasad ini, entah buyar kemana diusir rasa penasaran dan bahagia...? Walau nyatanya tak sebuah namapun yang layak menjawab tanya dihatiku. Karena bagiku mungkin saya bukan person istimewa yang memiliki seseorang yang special sebagai teman dekat, yang kepergianku sesaat akan menghadirkan rindu dihatinya, hingga kedatanganku layak disegerai sambutan meski sebuah sambutan kecil.<br />
<br />
Pasal keraguan itu karena semenjak berhijrah menjemput hidayah salah satu konsekuensi yang harus saya terima adalah kehilangan sahabat akrab saya sejak SD dan SMP dahulu yang bersuku thionghoa, dan masa hijrah serta duduk di bangku SMU itu masih singkat tuk mendapat sahabat dekat pengganti.<br />
<br />
Padahal sahabat-sahabat dekat thionghoa saya dahulu, merupakan teman bermain dan belajar yang banyak mewarnai hari-hariku. Bukan saja kami, tapi keluarga kamipun saling mengenal, saling kunjung satu dan lainnya, terkadang saya mendapatkan perlakuan istimewa dan khusus dari mereka tidak lebih seperti saudara. Bahkan seorang diantaranya sampai-sampai mengenakkan sepatu yang harus sama dengan sepatu saya, ukuran kaus kaki sama, perhiasan emas dan pakaian keluar yang serupa. Setelah saya berjilbab, sekali kali kami masih bertegur sapa saat berpapasan, tetapi ketika jilbab saya sudah bertambah lebar, kemana mereka? Ataukah saya yang lari dan meninggalkan mereka? Karena mengetahui isyarat rasulullah:<br />
<br />
<blockquote>
Seseorang itu menurut agama temannya...</blockquote>
<br />
<br />
Maka hari itu setelah berjilbab rapi, dengan masih membawa rasa penasaran setengah berlari saya keluar kamar, dan …subhanallah jauh dari perkiraan saya, tak menyangka dia yang datang, dan kejutan kecil itu sempat membuat langkah kaki saya terhenti. jasad inipun terpaku, mematung sesaat, kami saling berpandangan diantara sekian meter jarak yang terbentang, dengan melanjutkan langkah perlahan saya menghampirinya. <br />
<br />
Dia menanti dan berdiri diteras depan rumah tidak jauh dari sisi pintu dengan tubuh yang tetap menghadap kearah datangnya saya. Entah dari lisan siapa lebih dulu keluar sapaan islam itu, pelukan persaudaraanpun tak terelakkan. Jelas sekali saya dapat membaca bahasa tubuhnya, dia sedikit salah tingkah, kikuk, tapi tidak dapat menyambunyikan kebahagiaan itu, suka yang ia tegaskan dengan ulas senyum tulus yang terukir dari kedua bibir dan pancaran mata kacanya.<br />
<br />
Tak terelakkan harupun menyelimuti hatiku, kubuang dan lemparkan jauh perasaan asing yang semula sempat menghinggapi diriku diawal mendapatkan kejutan kecil ini, kuberupaya menyambut kehadirannya dengan bahagia yang tak ingin terkalahkan sebagai apresiasi syukurku. Hari itu adalah sebuah moment sederhana namun sangat berkesan. <br />
<br />
Hubungan kami selanjutnya bukan lagi sebatas teman, kakak dan adik kelas, lebih dari itu kami saudara fillah dalam hidup ini, yang saling tolong menolong dalam segala kebaikan, menyemangati satu dan lainnya dalam menuntut ilmu agama, dan berjuang serta berkorban dalam perjuangan dakwah.<br />
<br />
<b>Putik Cinta Bersemi</b><br />
<br />
Tidak berapa lama berselang setelah hari itu, adalah disuatu hari yang cerah dan indah, disebuah mushollah kecil disudut sekolah, Allah dan makhluk-Nya disekitar kami saat itu menjadi saksi, ketika pintu musholah putri terkuak perlahan, dia menemui saya yang seringkali bersendiri dijam istirahat atau pelajaran kosong disana. <br />
<br />
Usai salam sapa, waktu terasa sangat singkat saat saya mendapati ia sudah duduk dihadapan saya, sedikit terkejut tapi saya membiarkan ketika tangannya meraih dan menarik tanganku dengan lembut, selanjutnya diletakkan didepan dadanya sembari dia berucap:<br />
<br />
<blockquote>
“Kakak…Uhibbuki Fillah” (Kakak…Saya mencintaimu karena Allah)</blockquote>
<br />
<br />
Ah…mengenang masa itu, saya tersenyum dan pandangan saya mulai memanas, rasanya bulir-bulir bening mengkristal, berdesak-desakkan hendak tumpah dari kedua sudut mataku.<br />
<br />
Ya Allah…. Dan gerimispun tak terhindarkan. Itulah ungkapan <b><big>cinta</big></b> karena Allah yang pertama kali saya terima sepanjang hidup saya, dan akan terus saya kenang insyaAllah selamanya tidak saja melalui catatan ini tapi juga dihatiku.<br />
<br />
Hal yang paling membahagiakan pula kala itu adalah hadirnya sangka baik saya, ungkapan saudariku tersebut adalah kabar gembira Allah...<br />
<br />
<blockquote>
“Apabila Allah telah mencintai seorang hamba maka Dia menyerukan kepada Malaikat Jibril bahwa sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah dia. Maka Jibril pun mencintainya, kemudian Jibril pun mengumumkan kepada penghuni langit, bahwa sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah dia. Maka para penduduk langitpun mencintainya. Kemudian dijadikanlah sambutan/penerimaan bagi orang itu di bumi.” HR. Bukhari </blockquote>
<br />
<br />
Maka sayapun menyambut ungkapan saudariku dengan kalimat yang juga dianjurkan dalam sebuah hadits:<br />
<br />
<blockquote>
“Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu sebagaimana Dia menjadikanmu mencintaiku karena-Nya)</blockquote>
<br />
<br />
Ada yang meresap dihati ini, sesuatu yang lebih nikmat dari mengecapnya dengan lisan, adakah ia...<br />
<br />
<blockquote>
Ada tiga hal, yang jika tiga hal itu ada pada seseorang, maka dia akan merasakan manisnya iman. (Yaitu); Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya; Mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah; Benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya, sebagaimana bencinya jika dicampakkan ke dalam api neraka. (Muttafaq 'alaih)</blockquote>
<br />
<br />
Harapku bertambah tambah, bagaimanakah mngekspresikan lagi syukur ini selain dengan ungkap hamdalah dan menjaga ukhuwah ini?<br />
<br />
<b>Apakah Mimpi Itu Kabar Gembira Dari Ar-Rahman Untuknya?</b><br />
<br />
Dikemudian hari kami semakin akrab, seolah dialah anugerah, lebih dari sahabat pengganti dari teman-teman dekat saya yang dulu non muslim, karena dia adalah saudari fillah:<br />
<br />
<blockquote>
“Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik darinya.”</blockquote>
<br />
<br />
Keakraban kami itulah yang mungkin tidak membuat ia segan untuk kemudian sering curhat, dan diantara sebuah cerita yang berkesan yang pernah dituturkannya padaku adalah pengalaman yang dilaluinya disuatu malam dalam tidurnya…<br />
<br />
Cerita yang diawalinya dengan kalimat tanya yang mengeryitkan dahi dan alis tebalku?<br />
<br />
<blockquote>
“kakak…kenal akh fulan (sambil menyebut sebuah nama milik seorang ikhwa yang merupakan kakak kelas kami berdua)</blockquote>
<br />
<br />
Walau dihati saya sempat terbetik tanya, mengapa ada akhwaat menanyakan seorang ikhwa? Namun saya mengedepankan sangka baik. Bukan serta merta menjawab pertanyaannya tapi saya mengajukan kalimat tanya lain demi mengejar alasan keluarnya pertanyaan pertama tadi dari lisannya.<br />
<br />
<blockquote>
“Mengapa menanyakannya ?”</blockquote>
<br />
<br />
Meluncurlah dari lisannya bahwa dia bermimpi diselamatkan sang ikhwa.<br />
<br />
Wah…bagaimana historis ceritanya? Kejarku. <br />
<br />
Namun ia sendiri atau saya yang mungkin terlupa, kira-kira tidak begitu jelas tapi demikian kesimpulan mimpi itu… akh fulan menyelamatkannya…<br />
<br />
Kala itu tak seorangpun diantara kami memikirkan apa tafsir mimpi tersebut. Dibetik hati saya hanya berharap mimpi itu semoga satu kabar gembira dari-Nya. Kesibukan lain yang mungkin mempersingkat masa itu, juga untuk membicarakannya kembali.<br />
<br />
Karena telah memperoleh ilmu dan mengamalkan perintah menundukkan pandangan pada lawan jenis yang bukan mahram, maka sayapun tidak punya gambaran jelas bagaimana tentang akh fulan, bagaimana face depannya tidak tergambar dalam benakku, tapi karena beberapa tahun berinteraksi dalam kehidupan ikhtilat/ campur baur, walau diminimalisir, selain karena berada pada lingkup sekolah umum dan sesekali pada keadaan yang darurat saling membantu dalam dakwah, tidak bisa dipungkiri saya mengenal sepak terjang akh fulan dari sisi lain, juga pada suara beliau.<br />
<br />
Teringat pertanyaannya beberapa waktu itulah, saya kira pernah suatu waktu, secara spontan saat bubar jam pelajaran sekolah menuju pulang, saya sempat menunjukkan akh fulan dari belakang punggung dan jarak jauh padanya. Mungkin keliru tapi itu terjadi spontanitas, dan saya tahu walau saya tidak menunjukkan orangnya mungkin kedepan diapun akan mengetahui dengan sendirinya karena sekali lagi kondisi yang saya sebutkan sebelumnya.<br />
<br />
Haripun berlalu, dan tahun-tahunpun berganti, mimpinya terpendam jauh, tenggelam dalam memori terbatas saya sebagai manusia penuh kekurangan. <br />
<br />
<b>Merantau Mencari Ilmu & Suka Cita Dalam Ujian-Nya</b><br />
<br />
Setelah lulus SMU, Saya lebih dulu melanjutkan studi disebuah pesanteren di Makassar, sedangkan dia menyusul setahun kemudian dikota yang sama tapi melanjutkan pendidikan di salah satu universitas suasta. Kesibukan kami masing-masing , terpisah jarak dan berbagai keterbatasan lainnya mungkin sedikit menjadikan ukhuwah kami tidak sedekat dahulu, namun tetap terjalin baik.<br />
<br />
Sesekali kami bertemu, bermalam bersama dipondoknya, saling mengirim kabar via sms atau telpon-telponan. Tetap berbagi cerita, curhat, tentang kuliahnya, dakwah kampus dan ukhuwah bersama akhwaat.<br />
<br />
Alhamdulillah ditahun akhir masa saya dipesantren, saya melengkapi seperdua diin. Dan selanjutnya menyusul pula saudari-saudari saya yang lain, satu persatu akhwaat yang dulu setingkat saya atau setingkat dia dalam masa sekolah, tholabul ‘ilm syar’i dan perjuangan dakwah meninggalkan masa lajang.<br />
<br />
Sampai ketika saya di Jakarta, dan saat di Madinah, saya selalu tidak ingin kehilangan kabar beritanya, dan saya tahu dia salah satu saudari saya yang berlika-liku menempuh jalan meraih jodohnya. Dia menyampaikan hal itu terkadang saat kami chatting bareng. Sesekali dia meminta nasehat akan hal tersebut.<br />
<br />
Belajar dari pengalaman, saya bisa menyelami apa yang ia rasakan padahal penantian saya akan jodoh mungkin tidak terlalu rumit dan berliku seperti yang ia temui. Rasa serba salahnya pula ketika oarang tuanyapun selalu menanyakan hal tersebut dapat saya mengerti, bagaimana tidak ortu saya dahulu sangat mengkhawatiri anak satu-satunya wanita jauh dari jodoh karena melihat saya membatasi pergaulan dengan lawan jenis, mengenakan tidak saja jilbab besar dan jubah gelap, tapi juga bercadar.<br />
<br />
Sebagai saudara saya hanya bisa memberi nasehat biasa yang pasti sudah sering kali ia dengar dan baca, apa yang saya lakukan hanya kembali mengingatkan dirinya, menenangkan gundah yang mengusik dirinya, menemani dan mendengar. Saya pikir itulah yang ia butuhkan. Dan upaya saya tentu berusaha pula untuk mencoba mewasilahi kebaikan itu, jika ada kesmpatan tuk itu. Dan saya selalu berharap memiliki kesempatan itu....<br />
<br />
<b>Kesempatan Itupun Hadir Dibulan Terbaik</b><br />
<br />
Setelah setahun keberadaan saya di Madinah, pada musim haji beberapa tahun yang lalu, Allah mengundang saya sekeluarga menerima panggilan-Nya tuk berkunjung dan beribadah di rumah-Nya yang mulia dan agung.<br />
<br />
Saya mendengar kabar dari suami bahwa ikut pula dalam rombongan haji kami dua orang ikhwa yang sedang pendidikan di salah satu negara dari benua Afrika. Saya tahu siapa kedua orang tersebut, karena infonya sering saya dengar melalui suami, juga surat mereka kerap kami terima tidak saja saat kami di Indonesia tapi juga setelah di Madinah. <br />
<br />
Dan salah satu diantara kedua orang ikhwa itu adalah kakak kelas saya saat SMU, akh fulan…ya akh fulan... tiba-tiba mengingat nama dan orangnya atas izin Allah kesadaran seolah menampar saya, memori yang terpendam sekian lama menari-nari dikepala ini, mimpi itu mengusik, tak pernah ada tafsir yang tepat yang dulu kami temukan? Mulailah saya coba mengait-ngaitkan antara dia yang jatuh bangun menata sangka baik pada Allah akan ujian menanti jodoh, kekhawatiran jatuh pada fitnah, dan desakan orang tuanya yang selalu menanyakan hal itu. Sedang akh fulan juga sampai waktu itu masih melajang, dan dialah, orang yang menjadi 'pahlawan' yang menjadi 'penyelamat' dalam mimpi saudariku tersebut. Tiba-tiba ada getaran dihati saya, harapan, sangka baik, keriangan. Seolah melompat dari perenungan, terburu-buru saya mencari suami, tak sabar tuk mengabarkan hal ini. <br />
<br />
Oh ya, benarkah ada mimpi seperti itu? Suami sedikit kaget, saya tau ada takjub pula dari raut wajahnya, yang telat saya ketahui adalah suami lebih terburu-buru dari saya menginginkan kebaikan itu sampai pada saudaranya. Upss...setelah disuatu hari mengabarkan pada saya, telah menyampaikan hal itu pada al akh.<br />
<br />
<blockquote>
Kakak...(sapa saya pada suami) kenapa tidak bilang saya dulu? Bukannya baiknya tanya dulu ke akhwaatnya? Bagaimana kalau dia tidak berkenan mimipi itu sampaai pada sang ikhwa? Mungkin karena malu atau lainnya? Bagaimana kalau dia marah? Dia lupa punya mimpi itu?</blockquote>
<br />
<br />
Jadilah hari itu saya istri yang cerewet? Tapi saya juga tak sabar untuk kemudian bertanya...<br />
<br />
<blockquote>
Bagaimana ekspresi dan tanggapan ikhwanya?</blockquote>
<br />
<br />
Alhamdulillah tanggapan akh fulanpun positif dan menyerahkan hal itu pada kemudahan yang diberikan Allah, insyaAllah setelah usai masa S2 pendidikannya, tuturnya kali itu.<br />
<br />
Huff...gembira mendengarnya tapi saya juga akhirnya sedikit gugup, khawatir jika dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang telah saya pikirkan jika kemudian dia saudariku mengetahui mimpinya telah disampaikan ke sang ikhwa sebelum dipinta izin tuk itu.<br />
<br />
Bagaimanapun saya mencoba mengambil resiko semua itu, saya berharap pada Allah kemudahan jika memeng niat saya baik, insyaAllah dia akan menerima penjelasan saya atau paling tidak menerima maaf saya.<br />
<br />
Maka mulailah saya berupaya menyampaikan maksud baik kami padanya, tentu tidak langsung pada inti tapi diawali basa basi yang juga bagian terpenting yaitu dengan mengirimkan padanya sebuah sms panjang, yang saya awali dengan mengajak ia bernostalgia dahulu, menanyakan padanya masihkah ia ingat masa indah sepenggal ukhuwah yang pernah kami lalui seperti cerita saya diatas, ternyata ia mengiyakan, dan memberi jawaban yang menentramkan hati ini.<br />
<br />
Selanjutnya sayapun mengingatkan kembali mimpinya, dan ketika iya mengiyakan masih mengingatnya pula, saya kejar dengan sebuah tanya, adakah dia mengizinkan kami mencoba menjadikan mimpi itu sebuah kenyataan dengan izin Allah? Oh, hati saya bersorak dengan penuh syukur ketika jawabannya adalah isyarat lampu hijau. <br />
<br />
Pada waktu yang lain, sayapun jujur padanya bahwa suami telah mendahului permohonan izinku sebelumnya, tuk menyampaikan mimpi itu pada akh fulan… Alhamdulillah diapun ridho dan menerima walau teriakan kecil dan ungkapan malu sempat terdengar diujung telpon.<br />
<br />
Karena setelah masa itu belum ada khitbah, upaya dari ust ust dan ummahat lain tuk mewasilahi terlaksananya kebaikan itu juga disampaikannya pada saya, selalu ada. Mungkin saja belum jodoh sehingga berbagai kendala selalu menjadi penghambat dan menutup proses itu. Tentu ini ujian yang tidak mudah...<br />
<br />
<b>Mimpi Yang Mewujud Nyata</b><br />
<br />
Saat harapan telah pada puncaknya, saat pinta semakin gencar, empati saudari, kasih sayang teramat sayangpun dari ortu terundang tuk semua menengadah tangan, dan Allah menjadi begitu sangat dekat, pengkabulan harapan pada-Nya menjadi kebutuhan semua . <br />
<br />
Hanya selang beberapa waktu mendengar kepulangan akh fulan walau belum selesai S2 tapi dalam tujuan sebagai syarat kelulusan tersebut, kami kembali mengingatkan janji beliau. Mungkin sudah niat pula maka kedatangannya, ibarat kata pepatah sambil menyelam minum air, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.<br />
<br />
Allahmdulillah hari ini saudariku melangsungkan aqad, mengikat mitsaqan ghaliza (perjanjian yang kokoh). Melalui walimah syar'i. Bersama akh fulan, yang tak lain seorang ikhwa yang namanya hadir lebih dari 10 tahun lalu dalam mimpi indahnya, dimalam yang menjadi nikmat hamba-Nya tuk melepas penat dan dijadikan waktu untuk beristirahat. <br />
<br />
Janji Allah itu benar:<br />
<br />
<blockquote>
Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS An Nur:26)</blockquote>
<br />
<br />
Hati ini bergetar, sekenario Allah yang indah dihadapan orang yang mau mengambil pelajaran. Bahagia ketika dapat menyelami hikmah dibalik cobaan kecil-Nya, memperoleh nikmat yang menjadi harapan lebih sepanjang waktu...<br />
<br />
****<br />
<br />
<div class="photo photo_left">
<div class="photo_img">
<a href="http://www.facebook.com/photo.php?pid=30683025&op=1&view=all&subj=448510100140&aid=-1&auser=0&oid=448510100140&id=1601419049"><img class="img" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/hs099.ash2/38282_1313783736951_1601419049_30683025_842000_a.jpg" /></a></div>
</div>
<br />
<br />
Teruntuk saudariku...maafkan diri ini yang karena berbagai keterbatasan tidak dapat hadir dihari bahagiamu. Teriring doa'<br />
<br />
Baarakallahu laka wa baaraka 'alaika wa jama'a baina kumaa fii khair.<br />
<br />
****<br />
<br />
Goresan ini adalah satu diantara wujud syukur hamba atas segala makna cinta yang terangkum.<br />
<br />
Disalah satu sudut kamar istana kecilku.<br />
<br />
Madinah 01/08/2010Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-41406435452041066792010-04-20T04:39:00.000-07:002012-11-06T22:57:28.669-08:00Awal Menapakkan Kaki Dikota Rasul<div style="color: #b45f06;">
Sekitar 4 tahun yang lalu...</div>
<div align="justify" style="color: #b45f06;">
<b><i>Sambutan Kedatangan</i></b></div>
<div align="justify" style="color: #b45f06;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7fGfjCxwZ9_X9CclvB9mevYA-52hvGPh-uc3WwGRz2l_15zxvJrMfGUbq_OWPKhMhlZa696SpPL3Ke_F8vZlW65M7ZSsySOpCtFvSlnwh1lTjuobKA-xQHvByoM0cD-S9cmysTh2fH9M/s1600/0040.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7fGfjCxwZ9_X9CclvB9mevYA-52hvGPh-uc3WwGRz2l_15zxvJrMfGUbq_OWPKhMhlZa696SpPL3Ke_F8vZlW65M7ZSsySOpCtFvSlnwh1lTjuobKA-xQHvByoM0cD-S9cmysTh2fH9M/s320/0040.jpg" width="320" /></a></div>
<i>Masih diatas pesawat garuda air lines yang hampir mendarat dilapangan terbang madinah, saya lemparkan pandangan keluar jendela, jauh menembus pemandangan gunung batu didepan sana menguak masa lalu itu… jalan yang mengantarkan saya ke kota ini. Berkelebat satu persatu episode episode indah yang pernah saya lalui bagai sebuah parade singkat. Tak terasa bening bergulir jatuh dari sudut mata saya, melukiskan ekspresi syukur.</i><br />
<i></i><br />
<i><br />
</i><span class="fullpost"><i>Bersamaan dengan dibukanya pintu pesawat, hawa dingin madinah menyelinap masuk menyisir setiap lekuk tubuh, merindingkan bulu kuduk, meresap ke pori pori kulit, sambil menuruni tangga pesawat saya tahan jilbab erat erat agar tidak berkibar kibar bebas diterpa angin yang bertiup kencang. Sebuah sambutan kecil yang mengejutkan. Saya melihat para petugas, polisi bandara tak seorangpun yang tidak mengenakan masker, saya baru mengerti ketika berada diluar bandara pandangan saya bersitubruk dengan angin yang menari nari melingkar menggandeng debu ditemani nada desir desir yang menabuh gendang telinga. Oh… mata saya harus menyipit agar tidak dimasuki partikel-pertikel kecil yang berterbangan, dan untuk tetap menyaksikan simponi pagi itu.</i></span><br />
<span class="fullpost"><i><br />
</i></span><br />
<blockquote>
<span class="fullpost"><i><span class="selengkapnya">"Biasa de' awal pergantian musim, ini akhir musim dingin dan sebentar lagi kita akan memasuki gerbang musim panas?" </span></i></span></blockquote>
<span class="fullpost"><i><span class="selengkapnya">Jawab suami tanpa ditanya, seolah paham dengan ketidak mengertian saya".</span><br />
Apa? Akhir musim dingin? Jika dingin akhir musimnya seperti ini, bagaimana pula dingin pada awal musimnya?<br />
<br />
Ya… ya… jadi ingat sebuah paragraf dalam cerita dibuku ta'bir di pesantren dulu, madinah panasnya teramat panas dan dinginnya teramat dingin. Juga penggalan dari siroh nabawiyah. Ketika perang khandak (parit), rasulullah bertanya pada para sahabat "siapa yang yang bersedia mencari berita musuh dan melaporkannya padaku, mudah mudahan Allah menjadikannya bersamaku di hari kiamat".<br />
<br />
Rasulullah meminta diantara para sahabat untuk memata matai musuh, tapi pada waktu itu tak seorangpun sahabat yang berdiri dan menyanggupi seruan itu karena malam itu hujan, angin datang disertai badai besar hingga membuat panik setiap orang. Cuaca menjadi sangat dingin ditingkahi kilatan halilintar yang membahana, masih diiringi deru angin putting beliung yang luar biasa kencangnya. Terkaman angin tersebut membuat orang tersiksa dan menggigil. Rasulullah bahkan mengulang pertanyaannya sampai tiga kali, barulah seorang sahabat bernama Hudzaifah bangkit.<br />
<br />
Bagaimana ia mengisahkan perjalanannya menunaikan tugas ditengah malam dimusim dingin yang sangat? Ia merasa seperti berada dikamar mandi saat turun kekhandak, giginya bergeretak dan badannya menggigil karena dingin. Dan karena buruknya cuaca itu pulalah musuh urung menyerang kaum muslimin.<br />
<br />
Lalu dipanas yang terik bagaimanakah bilal dibaringkan diatas padang pasir sedang batu besar menindih tubuhnya? Gerimis membasahi hati.<br />
<br />
Wajarlah jika dalam hadits rasulullah mengisyaratkan, barang siapa mampu bersabar dengan kesulitan yang diperolehnya dimadinah maka syafa'at beliaulah ganjarannya. Tentu termasuk keadaan cuacanya. Hem sebuah gambaran bagi saya akan masa yang akan saya hadapi kedepan, bukankah nikmat juga merupakan cobaan/ ujian?<br />
<br />
Tunggu dulu, ujian? Sekarang di zaman teknologi yang terus maju, pergantian musim sudah bukan merupakan masalah lagi. Dimusim dingin ada pemanas ruangan, pakaian tebal bahkan selimut sampai kasur listrik untuk menghangatkan badan. Dimusim panas ada AC dan kipas angin, juga kulkas yang sedia menampung minuman penyegar tenggorokan. Dikamar mandi terdapat dua sa</i><i>luran air, panas dan dingin. Ah, sungguh ini ni'mat.<br />
<br />
<b>Kemana Suami Membawa Saya Merajut Mimpi Baru? </b><br />
Diatas taksi, sepanjang perjalanan mata saya tak lepas menyaksikan pemandangan yang kami lalui. Madinah rupanya dikelilingi oleh gunung gunung batu yang tandus dan kokoh, walau begitu kita masih dapat menemukan penghijauan di sepanjang jalan, disudut sudut dan taman kota walau tak sebanyak yang kita temukan di negri sendiri yang hijau permai. Arsitektur bangunannya juga masih sangat sederhana, rumah rumah lebih banyak berbentuk kotak kotak saja, dengan pagar dan tembok besar yang mengelilinginya. Budaya malu yang masih sangat terjaga.<br />
</i></span><br />
<blockquote>
<span class="fullpost"><i> "Dari luarnya memang hanya kotak kotak saja, tapi dalamnya serba lux de'. Ada juga rumah rumah yang dibangun dengan arsitektur canggih dan mewah tapi masih sedikit karena mereka banyak juga yang lebih senang tinggal di apartemen-aparteman, ngontrak dan berpindah pindah". </i></span></blockquote>
<span class="fullpost"><i>Ulasan singkat kakak.<br />
<br />
Setelah hampir setengah jam dalam perjalanan, kakak menghentikan taksi didepan sebuah apartemen besar, bertingkat 10. Saya masih membisu, dengan hati yang penuh tanya? Setelah kakak menurunkan barang barang dari taksi, kakak menuntun saya masuk ke lift, menekan angka 5. "Ini sakan milik jami'ah de'…" Tiba dilantai 5, didepan sebuah pintu syuqqoh (flat). "Ini rumah teman kakak de', kita numpang tinggal disini dulu sampai kakak mengurus pengajuan permohonan untuk dapat sakan juga". Oh, saya masih membisu, dengan hati yang masih bertanya, mengapa kakak baru bilang sekarang?<br />
<br />
Syukurku, tuan rumah berasal dari daerah yang sama, selain bahasa yang nyambung mereka sangat ramah. Pasangan anak pimpinan pesantren besar, sang suami anak pimpinan pertama Hidayatullah Balikpapan sedang sang istri anak pimpinan pesantren Darul Istiqomah Macoppa Makassar.<br />
<br />
Tinggal dirumah mereka saya betah, apalagi ditemani tingkah riang buah hati mereka yang lagi lucu lucunya, juga satu yang membesarkan kerinduan saya untuk segera menggendong </i></span><i>permata hati sendiri.</i><span class="fullpost"><i><br />
<br />
Setiap hari saya minum zam-zam, dan karena tak hendak jadi beban bagi tuan rumah selalu do'a saya sebelum minum, agar Allah memberi kami tempat tinggal dan tentu anak yang akan meramaikannya.<br />
<br />
Dan Allah begitu cepat mengijabahi do'a hambanya, sebulan kemudian baru saja usai sholat dhuhaa dan membisikkan pinta saya itu dalam sujud. Dering ponsel saya memanggil. Dari kakak, </i></span><br />
<blockquote>
<span class="fullpost"><i>"Sujud syukur de' sudah keluar pengumuman, kita dapat rumah disakan (apartemen) ditempat kita sekarang, dilantai 3".</i></span></blockquote>
<span class="fullpost"><i> <br />
Semoga saya tidak mendikte Allah, saya memang berdo'a agar dapat rumah masih diapartemen yang sama, walau ada beberapa sakan jami'ah yang lain. Dan… saya hanya sekali melihat darah haid sejak tiba madinah, sampai kemudian hasilnya saya positif hamil. </i></span></div>
<div style="color: #b45f06;">
<i><br />
</i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-84078965549894411802010-01-31T11:46:00.001-08:002010-04-19T02:28:01.854-07:00Menepis Putus Asa<div style="color: #b45f06;"><span class="post-labels"> </span> </div><div class="post-body" style="color: #b45f06;"><style>
.fullpost{display:inline;}
</style> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgFtyKxG2Qnv9xjb5QXndC452O4laVA_H61kHtmSIW05mlrqukTy61eLrdjY-OxJNtKB7ZppEZDVMoXJA78K-JsVgrmD9CGn-D6APmFRwDVQMnFyWKDKVKHp5gW81xSpbdQhrt2X7PBiI/s1600-h/368.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5360867610753333778" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgFtyKxG2Qnv9xjb5QXndC452O4laVA_H61kHtmSIW05mlrqukTy61eLrdjY-OxJNtKB7ZppEZDVMoXJA78K-JsVgrmD9CGn-D6APmFRwDVQMnFyWKDKVKHp5gW81xSpbdQhrt2X7PBiI/s200/368.jpg" style="float: left; height: 128px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 181px;" /></a><i>Bila ada rintih yang tak mengenal kata henti,<br />
Maka demikianlah panorama hatiku hingga saat ini.<br />
Terus menjaga isakan tangis tuk sesuatu yang agung dan jelas,<br />
Yang tak berdaya aku agungkan dan jelaskan dalam setiap titian ketika,</i> <br />
<div align="left"><br />
<div align="left"><i>Wahana Mewujudkan fakta bahagia dalam lahir&bathinmu,</i></div><div align="left"><i>Selalu indah Dalam sorakan obsesi cintaku.</i></div><div align="left"><i>Serumpun problem hidup ternyata hadir nimbrung,</i></div><div align="left"><i>Menyita waktu mendekatkan potret bahagia itu…<br />
<br />
Tapi kubersyukur karena ternyata target-target indah itu jualah,</i></div><div align="left"><i>Yang hingga kini dapat menguatkan kedua kaki ini,</i></div><div align="left"><i>Tuk dapat berdiri tanpa keluh… </i></div><br />
<br />
<div align="left"><i>Suratan taqdir Ilahi tak pernah salah dalam mengatur gerak hidup,</i></div><div align="left"><i>Kompleks cerita masih menyisakan keadilan dalam tiap keputusanx,</i></div><div align="left"><i>Ketulusan cinta dan pengorbanan yang engkau beri ,</i></div><div align="left"><i>Tidaklah ada makna sia-sianya, </i></div><div align="left"><i>Yakini itu sebagai janji pasti keadilan Allah jalla wa'ala. </i></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-55597403846382415742010-01-31T11:32:00.000-08:002010-08-08T12:21:04.604-07:00Cinta Sederhana<span style="font-size: small;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7q0KrD0xS1Yak9lNInqs4T2dQIFmowfuBst-86Ez9cu_QYai53Jg9qc0If5Tf4p0NkJDcBQIbd0kJdtKXsNegDbkVoCK2cShj5jHkWYin66MiUcTBeFc6Goesk8069cFaKmF9Ijoejiw/s1600/n78150071392_302.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7q0KrD0xS1Yak9lNInqs4T2dQIFmowfuBst-86Ez9cu_QYai53Jg9qc0If5Tf4p0NkJDcBQIbd0kJdtKXsNegDbkVoCK2cShj5jHkWYin66MiUcTBeFc6Goesk8069cFaKmF9Ijoejiw/s320/n78150071392_302.jpg" /></a></div><span style="font-size: small;">Cinta sejati...</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">Adalah satu janji...</span><span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;">Yang dibuat oleh hati...</span><br />
<span style="font-size: small;">Tak dapat ditulis...</span><span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;">Tak dapat dibaca...</span><br />
<div style="background-color: transparent; color: black; font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;">Namun takkan terpisah oleh jarak...</span></div><span style="font-size: small;">Takkan berubah oleh waktu...</span><span style="font-size: small;"><span class="fullpost"> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span class="fullpost"> Sedetik di mata...<br />
Selamanya di jiwa...<br />
Abadi tuk selamanya...<br />
Do'a di malam hari adalah penawar kerinduannya...<br />
Dan Allah adalah tujuannya...</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span class="fullpost">***</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span class="fullpost"> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span class="fullpost">Imagex g' nyambung ya? ^_^</span></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-74074392401345251202010-01-28T23:50:00.000-08:002010-04-18T17:35:56.188-07:00Rindu Dan Seuntai Do'a<div style="background-color: white; color: #b45f06;"><span class="post-labels"> </span> </div><div class="post-body" style="background-color: transparent; color: #b45f06;"><style>
.fullpost{display:inline;}
</style> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUjNssayERRNJ6V8b-PaAuguoDHOsQPnUtB_axULc9GPrLlvyvHTKgOPrWrWnUh9HzmtKuOXuF4s_uFHKbO0sPJ0BVaSuzOvMPu7IWs8i-1qI2sJk72LAJHoM4BK1IGi0Qec9gu-3PwGg/s1600-h/990.gif"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5357846856363930514" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUjNssayERRNJ6V8b-PaAuguoDHOsQPnUtB_axULc9GPrLlvyvHTKgOPrWrWnUh9HzmtKuOXuF4s_uFHKbO0sPJ0BVaSuzOvMPu7IWs8i-1qI2sJk72LAJHoM4BK1IGi0Qec9gu-3PwGg/s200/990.gif" style="float: left; height: 200px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 133px;" /></a><br />
<div align="left"><i>Wahai binar terang mentari<br />
Kutitip rindu dan harapanku tuk engkau tuturkan pada kasih dan belahan jiwaku,<br />
Lantunkan padanya senandung asmara yang tengah riang menari dipentas cintaku,<br />
Bisikkan ia hasrat kemesraanku mendekapnya dalam pangkuan lembut kesetiaanku,<br />
Paparkan gelisahku akan jarak bentangi cerita manis bersama di negeri suci ini.</i><br />
<i>Ya Allah Yang Maha Rahman,<br />
Jikalau suratanku disisiMu adalah menjadi pendamping abadi baginya,<br />
Maka jagalah ia untukku di dunia,<br />
ringankan beban dan tanggung jawabnya.<br />
Serta jagalah aku untuknya.<br />
<br />
Tata kembali hidayah iman dihatiku,<br />
sadarkan aku akan besarnya anugerah dia untukku.<br />
Bila cinta sejati seia sampai mati adalah juga anugerah untuk kami,<br />
Maka siapkan untuk kami pengkabulannya bersama kemudahan cintaMu…<br />
<a name='more'></a><br />
Apapun engkau,<br />
Bagaimanapun engkau,<br />
Sampai kapanpun engkau,<br />
Cintaku tak akan pernah terubah,<br />
Karena kuyakin bahwa suatu saat nanti dapat menghadirkan bahagia di dalam hatimu<br />
(Biiznillah)</i></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-48206520259607286102009-12-25T01:51:00.001-08:002010-04-18T17:43:50.660-07:00Keajaiban Do'a<div align="center" style="background-color: transparent; color: #b45f06;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Rfyc8-5oaVt36iYzsT4T2QiURsE7b5q2m5Q8ovlOVpxEz8g4DJmGFhg58SEazFACDG5_k5NLjZvRj8hUukaLkiCSRHv-yq_iKRjc8RLQNmIE_hbuHU8e3CsFKipaoNXZBRU9E7cmIWA/s1600-h/%D9%8A%D8%A7%D8%B1%D8%A8.jpg" style="background-color: transparent;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352405787012857314" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Rfyc8-5oaVt36iYzsT4T2QiURsE7b5q2m5Q8ovlOVpxEz8g4DJmGFhg58SEazFACDG5_k5NLjZvRj8hUukaLkiCSRHv-yq_iKRjc8RLQNmIE_hbuHU8e3CsFKipaoNXZBRU9E7cmIWA/s200/%D9%8A%D8%A7%D8%B1%D8%A8.jpg" style="display: block; height: 132px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /></a> <span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">...Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku... QS 2: 186</span><br />
<br />
Hal apa yang paling membahagiakan selain ketika rangkaian asa kita mewujud nyata?</span></div><div align="left" style="background-color:transparent; color: #b45f06;"><br />
<br />
<i><span style="font-weight: bold;">Senja Dibelakang hari, 1999</span><br />
Kala itu saya duduk dibangku kelas 1 SMU, saat "anugerah terindah" dalam hidup saya peroleh, ya... hidayah. Dialah anugerah dari Sang Pengasih yang kemudian mengantarkan saya berenang dalam samudera cintanya. Seiring dengan itu semangat tholabul 'ilmi melecut hasrat saya untuk merasakan dunia pesantren, dan kerinduan mengunjungi bait-Nyapun hadir mengisi kisi kisi hati, menjelma menjadi proyek impian nan agung.</i><br />
<div><i><br />
</i></div><i>Kira kira 10 tahun tahun yang lalu, saya selalu membisikkan harapan harapan ini pada-Nya dalam setiap sujud, bahkan diluar shalat setiap kali memandang hiasan dinding bergambar ka'bah yang terpajang apik diruang tamu, jiwa menggugah raga membetikkan pinta pada-Nya, dan bulir bulir bening yang mengalir dari sudut mata seolah ingin meyakinkan pada-Nya besarnya gelora kerinduan yang tengah riang menari di pentas hati ini. Dan hampir pada setiap titian ketika, saya 'merayu-Nya'. Karena sebuah keyakinan, Allah mengetahui setiap lintasan hati dan pikiran hamba-Nya.<br />
</i><br />
<a name='more'></a><i><br />
Saya tak pesimis dan berhenti berdo'a karena tanya yang hadir mungkinkah masuk pesantren karena saya dari sekolah umum, dan mama mengharapkan yang lain dari cita saya? Dan kesadaran finansial. Untuk haji? Saya terlahir dari keluarga dengan ekonomi menengah dengan kepala keluarga yang berprofesi sebagai pegawai kecil, sedang kami 6 bersaudara yang semuanya masih sekolah dan dibiayai. Orang tuapun belum lagi menggenapkan rukun islam kelima itu.<br />
</i><i><br />
Dan saya tak juga merasa perlu berhenti memanjatkan do'a karena keyakinan yang lahir dari 'ilmu bahwa do'a adalah ibadah yang diganjar pahala, sesungguhnya setiap do'a hamba dikabulkan, apakah dikabulkan saat itu juga, ditunda, atau darinya Allah menggantinya dengan wujud rahmat-Nya yang lain.<br />
<span class="fullpost"><br />
Do'a tentu perlu ikhtiar, dan ikut kursus bahasa arab jadi agenda khusus pekanan tapi untuk haji? Menabung mungkin salah satunya. Tapi saat itu saya sendiri masih sekolah, menyisikan uang jajan dan berharap darinya? Mungkin tua renta barulah terwujud cita. Sedangkan saya berharap dapat berkunjung ke baitNya diusia muda, agar memungkinkan saya lebih khusyu untuk beribadah dengan kondisi fisik sehat dan kuat.<br />
<br />
Keyakinan akan tibanya masa itu tumbuh subur dihati dan saya tak dapat menerka atau mengira ngira bahkan menghayalkan dengan jalan apa, bagaimana pengkabulan itu datangnya. Karena saya tak hendak mendikte-Nya, Bukankah Dia Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya?<br />
<br />
Hanya berdoa? Ya... disaat tak ada ikhtiar lain, kemungkinan kemungkinan lain yang tak lagi mungkin, saya masih percaya dan setia menunggu satu hal, <span style="font-weight: bold;">KEAJAIBAN DO'A.</span><br />
*****<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Jalan menuju puncak impian, 2001</span><br />
Skenario Allah yang indah. Melalui hari hari menunggu pengkabulan dari-Nya bukanlah hal yang membosankan, saya mendapat peran terbaik dalam setiap episode episode yang diciptakan-Nya.<br />
<br />
Lulus SMU Negeri, dengan mudah saya diterima masuk pesantren, Alhamdulillah... Walau awalnya ada penentangan keras dari mama. Dengan apa hatinya luluh? Sebuah surat cinta dari saya yang lagi lagi 'distempel' do'a. Masih terngiang sepenggal obrolan saya dan mama "Bagaimana masa depanmu keluar dari pesantren?" Tanya mama diawal telponnya setelah 3 bulan memutuskan kontak, buah dari kekecewaan.<br />
"Bahagia dunia akherat insyaAllah ma". Tangkap saya cepat. Setelah itu keridoan terdengar dari nada suara mama selanjutnya. Alhamdulillah, bukankah ridho ortu hal sangat berarti bagi hidup?<br />
<br />
Menanti lagi yang lain.... Tak lelah kuterus merajut asa sepanjang masa dalam do'a, menggumankannya disenandung sunyi di waktu waktu do'a diijabahi, saat sujud, antara adzan dan iqomah, diakhir malam, bahkan kala hujan turun. Tidak jarang dalam kesendirian, dari balkon dilantai tiga asrama, saat memandang cakrawala pagi dan senja saya kirimkan kerinduan saya ke baitullah pada angin.<br />
<br />
Diakhir tahun masa belajar saya dipesantren inilah, seorang ustadz mencoba memediasi terlaksananya 'sebuah kebaikan' antara saya dan seorang ikhwa yang juga belajar dipesantren yang sama.<br />
<br />
Bagaimana harus saya ungkapkan? Malu... Ah, sejujurnya ini bagian dari rangkaian asa saya yang juga senantiasa saya mohonkan pada-Nya, bahkan pinta ini hampir sebanding besarnya dengan impian impian diatas. Tentu terrwujudnya hal ini akan menghapuskan syubhat dihati mama (wanita bercadar akan sulit bersua jodoh) tunggu... ternyata bukan hanya terwujudnya hal itu... lebih dari itu...?<br />
<br />
"Dia salah seorang murit dan kader terbaik kami, sedang mendaftarkan dirinya ke jami'ah islamiyah madinah". Terang Ustadz.<br />
<br />
Apa? Madinah...? Makkah hanya beberapa kilo meter darinya, dan ka'bah, bait-Nya... Bening mengalir deras menganak sungai disudut mata saya, mengalir menyejukkan hati. Keriangan apa yang bersorak dari dalam diri ini? Saat itu saya semakin yakin waktunya hampir tiba. Ini mungkin alamat dari Allah agar menerima ikhwa tersebut, dan 'alaram' untuk terus berdo'a. Sangka baik, bukankah Ia sesuai sangka hamba-Nya?<br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Awal februari 2006</span><br />
Gerimis, bening yang mengalir di wajah adalah saksi luapan kesyukuran. Sulit mendeskripsikan dengan kata kebahagiaan ini, karena bagaimanapun indahnya rangkaian kata tak dapat memuaskan perasaan yang paling dalam. tahun ini awal saya menginjakkan kaki di kota Madinah dan setahun kemudian memenuhi seruan suci-Nya dalam umrah ramadhan& Haji.<br />
<br />
</span></i><i><span style="font-weight: bold;">Dan (ingatlah juga), tatkala tuhanmu mema'lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". QS 14:186</span><br />
*****<br />
<br />
Akan selalu merajut asa sepanjang masa :)</i></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-2951741711547394686.post-6015208230767790172009-12-19T06:20:00.000-08:002010-05-12T15:43:34.802-07:00Hadiah Terbaik<div class="post-body" style="background-color: transparent; color: black; text-align: left;"><style>
<span style=""></span>
.fullpost{display:inline;}
</style> <i><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5350447221667437874" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXOcYhx1d0I8mTRaq2m24xpg0VQYZxogYa496gklHVR7otj_eyGxA67c0pd7Vys7XOAm78xqnOcDls0HQdgm3P7nm40Qy2W2FVZ_oZf7cXzJawhGKoSgZP_p1sEzPPGViIjw117AGFuvU8/s200/love3.jpg" style="display: block; height: 111px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 200px;" /></i><i><span style="font-weight: bold;">Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian saling mencintai. (Hadits)</span> </i><br />
<br />
<i>Sebaik baik hadiah seorang muslim bagi saudaranya yang lain adalah nasehat yang dapat dijadikannya bekal di dunia dan simpanan di akhirat. </i><br />
<br />
<i>Nasehat hadiah terbaik? Mungkin perspektif setiap orang berbeda beda tentang hal ini. Tak apa, saya hanya ingin berbagi cerita, inilah cara saya melukiskan cinta, kasih sayang dan realita sebagai satu dari aplikasi wujud syukur.<br />
<a name='more'></a><br />
</i><i>Saya kira inilah hadiah pertama yang paling berkesan dari suami. Sepucuk surat yang 'diposkan' ke papa, rupanya 'alamat' yang, dituju sangat jelas. Ya … mungkin saja hatilah yang meng'imla penanya, hingga pesan aliran tinta hitam itu bermuara dengan tenang dilubuk hati. Senada mutiara bijak, "Perkataan yang berhulu dari hati akan sampai ke hati". O ya dulu statusnya masih calon menantu papa.<br />
<br />
Nasehat yang pendek namun sarat pesan dan makna, darinya saya mandapat gambaran bagaimana seharusnya ciri-ciri dan idealisme seorang pengusung da'wah. Walau kita belum sampai pada titik itu, ralat karena memang tak akan pernah sampai setidaknya mendekati. Apa? Tuntutan Kesempurnaan.<br />
<br />
Berikut kutipannya:<br />
</i><br />
<i>Dengan basmalah dan salam, serta sapa yang santun ia mengawali isi suratnya<br />
<br />
</i><br />
<i>Kesyukuran dan seluruh pujian hanyalah milik Allah, rabb yang tak henti mengucuri hamba hamban-Nya dengan nikmat dan anugerah-Nya.<br />
<br />
Lewat moment sederhana ini izinkanlah ana tuk menggores beberapa kata yang mudah mudahan punya manfaat.<br />
<br />
• Islam adalah agama perjuangan, penganutnya adalah para pejuang yang telah siap menggadaikan semua potensinya untuk kejayaan islam dan kaum muslimin.<br />
<br />
• Hidup dibawah kesederhanaan adalah satu diantara ciri mereka, hidup dalam kemiskinan seolah akrab dengan kisah bahtera juang mereka.<br />
<br />
<br />
• Merekalah generasi yang kokoh dalam aqidah –rububiyah- menjadikannya tak pernah takut terhadap apa yang akan tercicipi oleh tenggorokannya esok hari, -uluhiyah- menjadikannya mampu mempersembahkan porsi cinta yang dominant untuk Allah ta'ala, cinta yang terkristal dalam alunan lisan, dibetik hati, dirangkai anggota badan.<br />
<br />
• Langkah langkah mereka adalah acuan dari impian nan agung, keikhlasan menjadi proyek prioritas, harapan tulus kepada rabbnya sebagai bumbu penyejuk nurani, kecintaan suci pada-Nya menjadikan iman di dada terasa manis.<br />
<br />
• Rindu untuk selalu dekat dengan-Nya selalu mengusik tidur panjangnya, pengawasan cerdas_Nya selalu terngiang ngiang di telinga, balasan pahala nan pasti dari sisi-Nya terbayang di pelupuk mata, adzab pedih bagi yang durhaka menciutkan kepongahannya.<br />
<br />
• Semua rangkaian rangkaian ini akan menjadi itaran pasti dalam bahtera keluarga, ia adalah bunga indah bagi yang mampu merawat, menyiram, mengatur siklus matahari, sabar dan yakin! Ia akan tumbuh kokoh dalam pijakan, indah dalam pandangan, selalu dalam kenangan, kebersamaan dengannya adalah kebahagiaan, berpisah dan jauh dengannya adalah kenangan yang tak dapat dilukiskan. Iapun dapat menjadi duri dan onak bagi siapa yang menyianyiakannya.<br />
<br />
<br />
• Idealitas tidaklah selalu seiring dengan realitas! Kesiapan mental untuk melihat kemungkinan kemungkinan yang paling buruk sekalipun, haruslah terplaning.<br />
<br />
Semoga Allah senantiasa memudahkan langkah langkah kita dalam menggapai ridho-Nya.<br />
<br />
*****<br />
<br />
Setelah menikah, tidak harus menanti moment-moment khusus baginya untuk selalu datang dan hadir dengan kejutan kejutan hadiahnya. Mulai dari buku, kaset, tas, baju, sepatu sampai laptop dan hp. Tapi semua itu tidak lebih berarti dari nasehat-nasehatnya, ataupun yang berupa kritikan.<br />
<br />
</i><br />
<i>Umur pernikahan kami masuk tahun ke empat, sudah dua 'amanah' yang dianugerahkan Allah, surat itu, nasehat itu tetap terjaga, saya simpan tidak saja di almariku tapi juga dihati saya.</i><br />
<i></i></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14618309652840171790noreply@blogger.com8